BIG DECISION

/
0 Comments
Agustus 2016, aku memutuskan untuk berhenti kuliah. Entah kenapa aku merasa sudah membuat keputusan yang salah memilih berkuliah dijurusan ilmu komunikasi. Aku kehilangan semangat menjalani setiap mata kuliah. Ini sangat berbeda saat aku masih di SMA. Dimana aku selalu belajar mati-matian, karena aku punya tujuan yaitu masuk universitas yang bagus. Disaat aku sudah masuk universitas yang bagus, aku malah kehilangan arah. Entah apa yang akan aku lakukan setelah tamat kuliah. Mulai dari komunikasi politik, perspektif teori komunikasi, komunikasi antar personal, ekonomi, dll entah kenapa itu semua membuatku mual dan jenuh. Setiap diskusi kelompok semua orang berdebat sengit, Tapi aku tetap saja tak tertarik dengan topik yang mereka bahas.  Aku memang orang yang terlalu cuek sampai tak pernah terlintas dipikiranku untuk mengurusi “Bagaimana efek dari demokrasi pers terhadap kehidupan masyarakat.” Aku Cuma butuh makan, tidur dan jalan-jalan. Dasar

Tahun pertama, aku sangat berapi-api. Bertekad menyelesaikan kuliah sebelum empat tahun dengan nilai cumlaude. Sekarang aku sadar itu Cuma hoax. Bagaimana caranya lulus prematur dengan nilai cumlaude disaat pikiranku berada di kantin saat mata kuliah. Membayangkan siomay yang masih panas dengan segelas es jeruk. Gimana caranya bisa cepat lulus kalau disaat mata kuliah berlangsung aku malah membayangkan kasur kosanku yang hangat dan sensual. Aku memang terlalu muluk. Buku buku paket yang susah payah aku beli, malah tak pernah aku baca sama sekali. Bikin sempit kosanku saja. Tak ada satupun yang membuat kuliah terasa menyenangkan apalagi disaat bulan puasa, cuaca Bali yang sangat menyengat ditambah kelasku yang dilantai empat, dengan teganya dosenku membatalkan kelas. Berasa ingin terjun bebas dari lantai empat. Angkatanku berjumlah 48 orang dimana 41 adalah perempuan dan 7 orang laki-laki. Sudahlah, masa kuliah yang ada di ftv hanya fiktif semata apabila ada kesamaan nama, karakter, tempat mohon lapor 24 x 1.

Hingga aku sampai pada titik dimana aku sangat jenuh. Secepatnya aku harus hentikan semua ini. Disaat aku mendengar ada kesempatan belajar sekolah perhotelan dengan tujuan magang ke Phuket,Thailand dari tanteku yang kebetulan juga pengurus dikampus itu. Banyak pertimbangan, aku memikirkan bagaimana perjuanganku untuk lulus sbmptn di universitas ini, juga berat sekali meninggalkan sahabat-sahabat disana. Untunglah mamaku selalu mendukung apapun keputusanku dan menyarankanku memilih kata hatiku. Akhirnya aku memutuskan berhenti kuliah dan pulang ke Padang  dan mendaftar di akademi perhotelan sahid. Selama tiga bulan belajar aku bertemu banyak sahabat-sahabat baru, aku dipanggil kakak karena mereka rata-rata baru lulus SMA. Dan tiba-tiba aku ditunjuk jadi guru bahasa inggris, jadilah aku mengajari mereka disaat waktu senggang. Mereka polos, persis seperti diriku sewaktu tamat SMA. Jadi kepingin mengajari mereka banyak hal *ketawa setan*


L

Tiga bulan berlalu, akhirnya ada interview dari NOVOTEL Vintage Park Phuket. Interview pertamaku berjalan mulus, mereka langs
ung menawarkanku posisi sebagai resepsion Spa. Aku sangat senang sekali. Interview kedua adalah dari NOVOTEL Phuket Resort. Aku bingung kenapa dosenku tetap menyuruhku ikut interview padahal aku sudah diterima di Novotel Vintage. Akhirnya aku turuti pada saat itu aku gugup sekali, aku coba telfon mama tapi dia ga angkat. Interviewer nya saat itu adalah ownernya langsung.  Pertanyaan pertama aku jawab dengan tenang, hingga sampai pada pertanyaan   “ do you like children? ” in real life aku ga pernah suka sama anak kecil. Tapi karena ini interview aku jawab “ yes, I do” pertanyaan berlanjut, beliau memberiku suatu kondisi apabila saat kamu bertugas menjaga anak kecil dan anak kecilnya tidak mau makan sedangkan satu jam lagi ibunya akan menjemput. Apa yang harus kamu lakukan? Aku berpikir sebenarnya ini interview jadi baby sitter atau kerja di hotel sih. Aku bingung karena seumur-umur aku ga pernah jagain anak kecil. Satu satunya jawaban yang terpikir diotak ku kalau anak kecil nya gamau makan paksa anak itu sampai dia mau makan,atau ditakut-takutin dikit kalau dia gamau makan ususnya bakalan keluar dari idung. Akhirnya aku nyerah “can you give me another question” aku frustasi sekali dengan pertanyaan ini, rasanya lebih susah dari kalkulus, dan aljabar. Saat itu aku udah pasrah pasti pihak novotel ga akan rekrut aku jadi trainee disana. Sampai dosenku mengirim pesan WA “indah kamu lulus di Novotel Phuket Resort”  kok bisa???

Saat ini aku menjalani masa trainee di Novotel Phuket Resort, di departemen Sport and Leisure. Tepatnya  yaitu di tour desk. Jadi pekerjaan ku yaitu memfasilitasi tamu yang ingin reservasi tour. Uh but this is the best job EVER!!!  Penasaran?  Aku ceritain minggu depan yaa


You may also like

Tidak ada komentar:

Arsip Blog

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.